![]() |
sumber: lowongankerja15.com |
Ketersediaan siaran lokal 10% dalam setiap induk dan anak jaringan merupakan suatu tugas yang harus dijalankan setiap lembaga penyiaran Indonesia ketika ingin bersiaran secara jaringan di seluruh wilayah di Indonesia.
Mengapa dan Kenapa RTV diperintah menambah konten lokal Indonesia?
![]() |
sumber: pixabay.com |
Siaran konten lokal RTV beleum cukup memenuhi
Berdasarkan data di KPI Pusat dan hasil pengawasan SSJ oleh KPID, siaran lokal Rajawali TV di 33 Provinsi saat ini belum mencapai angka 10% dari yang diminta UU Penyiaran. Tercatat dari bulan Januari hingga Agustus 2020, hampir di seluruh wilayah jaringan RTV porsi konten lokalnya kurang dari 10 (sepuluh) persen.
"Data ini kami jadikan catatan untuk RTV agar segera memenuhi porsi tersebut", kata Mohamad Reza yang merupakan Komisioner KPI Pusat, pada saat proses Evaluasi Dengar Pendapat (EDP) permohonan perpanjangan izin penyelenggaraan penyiaran RTV, pada sabtu, 19 September 2020.
"Selain itu, banyak program lokal yang tidak up date. Hal ini harus menjadi catatan RTV pusat untuk memberi perhatian pada jaringan TV nya di daerah supaya dapat memaksimalkan potensi lokalnya. Siaran lokal ini penting karenanya saya meminta komimen dari RTV untuk perbaikan," kata Echa, begitu ia biasa disapa, kepada pimpinan RTV yang hadir dalam Evaluasi Dengar Pendapat tersebut.
Permasalahan ini juga ditemukan oleh Komisioner KPI Pusat, Aswar Hasan, di dalam siaran jaringan RTV Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil dari sinkronasinya dengan KPID Sulawesi Selatan, dilaporkan bahwa siaran acara loka RTV masih dibawah standar maksimal.
Tanggapan RTV terhadap permintaan perbanyak konten lokal
Menanggapi permintaan dari KPI, perwakilan RTV, Ananto, berjanji akan meningkatkan porsi untuk konten lokal. "Kami akan coba ke depan untuk ditingkatkan. Ini PR kami berikutnya", jawabnya secara melalui daring.
Sementara, Odi Solahudin, panelis EDP dari Pegiat Anak Indonesia, meminta RTV agar dapat mengajak beberapa komunitas untuk membuat konten-konten lokal. Menurutnya, ikut sertanya komunitas akan sangat menambah variasi dan juga kreatifitas.
"Sebagai telegvisi anak tentu tantangannya cukup besar, bagaimana membuat program yang aman, baik, dan ramah anak. Oleh karena itu, perlu juga memperhatikan aturan-aturan yang orientasinya perlindungan kepada anak-anak", kata Odi Solahudin. "Contoh kasus bullying, bukan adegannya yang dibahas tetapi lebih kepada edukasi bahwa bullying tidak boleh dilakukan,” tambahnya.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, RTV merupakan salah satu stasiun televisi Indonesia yang aktif menayangkan animasi-animasi, baik itu anime Jepang, atau animasi luar dan menayangkan drama-drama seperti drama Korea.
Jika RTV diinginkan meningkatkan atau memperbanyak konten lokal, maka tentu ini akan membuat para penonton yang bosan dengan acara lokal dan lebih menyukai seperti anime dan drakor menjadi kontra. Tentu, KPI di sini harus siap menghadapi kontra dan masukan-masukan yang akan datang.
RTV bagus sih mnrutku, aku suka dengan siaran lawas, kyk angling dharma, mak lampir dll
ReplyDeleteyo'i, setiap orang punya pendapat
Delete